BERSHALAWAT.COM - Berikut Tafsir Tahlili Surat Al-Baqarah Ayat 149-150 berdasarkan tafsir Al Quran Kementerian Agama Republik Indonesia.
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَاِنَّهٗ لَلْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ
Artinya, "Dari mana pun engkau (Nabi Muhammad) keluar, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Sesungguhnya (hal) itu benar-benar (ketentuan) yang hak (pasti, yang tidak diragukan lagi) dari Tuhanmu. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Allah mengulangi lagi perintah untuk menghadap Masjidilharam. Dan dari mana pun engkau keluar, wahai Nabi Muhammad, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam, sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari Tuhanmu.
Baca Juga: Apa Itu Metode Tafsir Tahlili? Simak Tuntas Artikel Ini, Semakin Cinta Al Quran!
Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. Pengulangan ini penting karena peralihan kiblat merupkan peristiwa nasakh (penghapusan hukum) yang pertama kali terjadi dalam Islam. Dengan diulang maka hal ini akan tertanam dalam hati kaum mukmin sehingga mereka tidak terpengaruh oleh hasutan orang Yahudi yang tidak rela kiblat mereka ditinggakan.
Perintah untuk menghadap ke arah Masjidilharam diulangi dalam kedua ayat ini untuk menjelaskan, bahwa perintah itu bersifat umum untuk seluruh umat, masa serta tempat, karena sangat penting serta ada hikmah yang terkandung di dalamnya yaitu agar tidak ada lagi alasan bagi ahli kitab, kaum musyrikin dan munafikin untuk menentang Nabi dalam persoalan pemindahan kiblat.
Hal yang sama berlaku untuk kaum musyrikin yang berpendapat bahwa Nabi dari keturunan Ibrahim akan datang menghidupkan agamanya, sehingga tidak pantas apabila berkiblat kepada selain Ka‘bah yang telah didirikan oleh Nabi Ibrahim.
Dengan demikian, batallah alasan-alasan para Ahli Kitab dan kaum musyrikin itu. Orang zalim di antara mereka yang melontarkan cemoohan dan bantahan-bantahan tanpa alasan yang berdasarkan akal sehat dan keterangan dari wahyu tidak perlu dipikirkan dan dihiraukan.
Baca Juga: Masuk 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan, Ketahui Syarat Itikaf agar Ibadah Khusyuk!
Adapun cemoohan mereka itu adalah sebagai berikut:
Pihak Yahudi berkata, “Tiadalah Muhammad itu berpindah kiblat ke Ka‘bah, melainkan karena kecenderungan kepada agama kaumnya dan kecintaan kepada negerinya; sekiranya dia berada di atas kebenaran, tentulah ia akan tetap berkiblat ke kiblat para nabi sebelumnya.”
Pihak musyrik berkata, “Ia telah kembali kepada kiblat kita dan akan kembali kepada agama kita.” Dan orang-orang munafik berkata, “Berpindah-pindah kiblat itu menunjukkan bahwa Muhammad dalam keragu-raguan dan tidak berpendirian.” Demikianlah alasan-alasan yang dibuat-buat oleh para penentang agama Islam pada waktu itu.
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۙ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ اِلَّا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْهُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِيْ وَلِاُتِمَّ نِعْمَتِيْ عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَۙ
Artikel Terkait
Tafsir Tahlili Surat Al Baqarah Ayat 135-136: Definisi Agama Nabi Ibrahim yang Hanif
Tafsir Tahlili Surat Al Baqarah Ayat 137: Pengakuan Iman Ahli Kitab Berbeda dengan Iman Kaum Muslimin
Tafsir Tahlili Surat Al Baqarah Ayat 138: Makna dan Aplikasi Kata 'Sibgah' Allah dalam Diri Manusia
Tafsir Tahlili Surat Al Baqarah Ayat 139-141: Nabi Muhammad Mendebat Kedustaan Yahudi dan Nasrani
Tafsir Tahlili Surat Al Baqarah Ayat 142: Harapan Nabi Muhammad dan Sikap Yahudi Tentang Perpindahan Kiblat
Tafsir Tahlili Surat Al Baqarah Ayat 143: Makna Umat Islam Adalah Umat Pertengahan
Tafsir Tahlili Surat Al Baqarah Ayat 144: Perintah Pemindahan Kiblat Umat Islam ke Ka‘bah
Tafsir Tahlili Surat Al Baqarah Ayat 145: Larangan Mengikuti Kiblat Ahli Kitab
Tafsir Tahlili Surat Al Baqarah Ayat 146: Pengetahuan Orang Yahudi dan Nasrani tentang Benarnya Nabi Muhammad
Tafsir Tahlili Surat Al Baqarah Ayat 147-148: Perintah Allah Wajib Diyakini Setiap Muslim Sebagai Kebenaran